sariasih.id – Beberapa hari lalu Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia, Minggu (7/7/2019) ketika sedang menjalani pengobatan untuk kanker paru stadium 4b di Guangzhou, China.
Sosok yang dikenal mengadopsi gaya hidup sehat ini, harus menjadi perokok pasif karena faktor lingkungan yang menyebabkan beliau menderita gangguan kesehatan tersebut sejak awal Januari tahun 2018. Menurut kalangan medis, kanker paru menjadi penyebab kematian tertinggi karena banyak dari penderita yang tidak menyadarinya.
Hal tersebut dikarenakan gejalanya yang hampir sama dengan kondisi medis lain sehingga banyak pengidap yang terkecoh dan tidak sempat melakukan diagnosa dini. Alhasil, kanker sudah terlanjur menyebar dan terlambat untuk diobati.
Terdapat beberapa faktor utama bagi orang yang tidak merokok seperti Sutopo dapat terkena kanker paru yaitu genetik, tinggal atau bekerja di lingkungan yang tercemar zat kimia berbahaya, sering terpapar polusi dara dan pernah menjalani radioterapi.
Sebagai upaya pengobatan, pengidap bisa melakukan foto rontgen , CT scan dan biopsi jaringan paru. Setelah itu tim medis akan memberika keterangan jenis dan stadium kanker yang diderita. Dokter paru juga bisa melakukan PET scan untuk melihat seberapa jauh penyebabrannya di seluruh tubuh.
Jika masih dalam stadium awal, penanganan yang bisa dilakukan adalah melalui operasi, namun jika sudah stadium lanjut maka radioterapi dan kemoterapi adalah solusinya.