SARIASIH.id - Sepertinya musim hujan yang digadang-gadang akan datang di akhir Oktober ini harus tertunda. Bidang Klimatologi BMKG memprediksi cuaca panas bikin gerah ini akan bertahan setidaknya hingga akhir Desember mendatang.
Cuaca yang lebih panas belakangan ini akibat pemanasan global dan pergerakan matahari membuat tubuh menjadi lebih ‘gerah’. Pekerja lapangan, atau masyarakan yang beraktivitas di bawah terik sinar matahari patut berjaga-jaga dari bahaya sengatan sinar matahari langsung.
Sengatan matahari, atau sunburn, adalah kondisi yang terjadi ketika kulit terpapar sinar ultraviolet (UV) secara berlebihan, terutama dari sinar matahari. Paparan ini dapat merusak lapisan kulit, menyebabkan kulit terbakar, meradang, dan dalam kasus yang parah, bisa mengelupas.
Sunburn tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan jangka pendek, tetapi juga dapat memicu masalah kesehatan jangka panjang, termasuk meningkatkan risiko kanker kulit.
Apa Itu Sengatan Matahari (Sunburn)?
Dokter Spesialis Kulit RS Sari Asih Sangiang, dr Estu Ratnangganajati, SpKK, menyebutkan, sunburn terjadi ketika kulit terkena paparan sinar UV dari matahari dalam waktu yang lama tanpa perlindungan yang cukup.
Paparan UV yang merusak DNA di sel kulit memicu peradangan dan respon tubuh yang membuat kulit memerah dan sakit. Dan sunburn dapat mempengaruhi siapa saja, tetapi orang dengan kulit lebih terang atau sensitif lebih rentan mengalami sengatan matahari.
Gejala Sunburn
Gejala sunburn biasanya muncul beberapa jam setelah paparan sinar matahari dan bisa semakin memburuk dalam 24-48 jam. Gejalanya meliputi:
- Kemerahan dan pembengkakan kulit
- Kulit terasa panas atau terbakar saat disentuh
- Lepuh berisi cairan pada kulit yang terkena sunburn parah
- Rasa sakit atau perih pada area yang terbakar
- Kulit kering, mengelupas, biasanya terjadi beberapa hari setelah terbakar
- Sakit kepala, demam, atau mual jika sunburn sangat parah
Risiko Jangka Panjang Akibat Sunburn
Meskipun efek sunburn biasanya hilang, dijelaskan dr Estu Ratnangganajati, SpKK, dalam beberapa hari hingga minggu, paparan sinar UV yang berulang kali dapat menimbulkan risiko kesehatan serius.
“Sinar UV mempercepat kerusakan kulit, menyebabkan keriput, bintik-bintik gelap, dan kehilangan elastisitas kulit. Bisa juga meningkatkan risiko terkena kanker kulit, dan merusak mata seperti menyebabkan katarak,” terang dr Estu Ratnangganajati, SpKK.
Pepatah mencegah lebih baik daripada mengobati pada sunburn benar adanya. Dikatakan dr Estu Ratnangganajati, SpKK, mencegah sunburn jauh lebih mudah daripada mengobatinya.
Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
- Gunakan tabir surya (sunscreen)
- Kenakan pakaian pelindung berlengan atau celana panjang dan atau topi
- Hindari paparan langsung matahari (jika mungkin)
- Gunakan kacamata hitam
- Berlindung di tempat teduh
Jika gejala sunburn sudah mengganggu aktivitas harian, baiknya segera datangi layanan kesehatan terdekat.