Bahaya di Balik Mendengkur Keras: Waspadai Obstructive Sleep Apnea, Gerbang Menuju Risiko Stroke!
Mendengkur sering dianggap sepele, hanya gangguan tidur biasa. Namun, di balik suara bising tersebut, tersimpan potensi bahaya kesehatan serius, salah satunya adalah peningkatan risiko Stroke.
Gejala seperti mendengkur keras, mengantuk di siang hari, dan napas tersengal saat tidur merupakan tanda utama dari kondisi yang disebut Obstructive Sleep Apnea (OSA).
Menurut dr. Ardisa Permata Putri, Sp.N, Dokter Spesialis Saraf dari RS Sari Asih Ciledug, sangat penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa gangguan tidur seperti ini bukanlah sekadar masalah kenyamanan, melainkan sebuah sinyal bahaya bagi kesehatan otak.
Apa Itu Obstructive Sleep Apnea dan Mengapa Berbahaya?
Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah gangguan tidur yang ditandai dengan berhentinya napas secara berulang atau berkurangnya aliran udara ke paru-paru saat tidur. Hal ini terjadi karena otot-otot di tenggorokan terlalu rileks, menyebabkan penyumbatan saluran napas.
Obstructive Sleep Apnea, atau disingkat OSA, adalah gangguan tidur di mana seseorang berhenti bernapas atau napasnya tersendat berulang kali saat tidur.
Hal ini terjadi karena otot-otot di bagian tenggorokan terlalu rileks dan menghalangi aliran udara ke paru-paru. Akibatnya, aliran udara ke paru-paru berkurang atau terhenti sesaat, dan tubuh kekurangan oksigen.
Orang yang mengalami OSA sering kali mengorok keras, tampak terengah saat tidur, dan merasa tidak segar saat bangun meskipun sudah tidur cukup lama
"Setiap kali terjadi henti napas, kadar oksigen dalam darah akan turun dengan cepat. Penurunan oksigen ini menstimulasi otak untuk bereaksi cepat dan menimbulkan reaksi tubuh yang cepat secara singkat agar bisa bernapas kembali. Reaksi tubuh tersebut seringkali ditandai dengan napas tersengal-sengal atau mengorok keras, meskipun orang tersebut tidak sadar terbangun, tidur akan menjadi terganggu dan tidak berkualitas." jelas dr. Ardisa.
Siklus berulang henti napas dan kekurangan oksigen inilah yang menjadi akar masalah dan pemicu berbagai penyakit serius.
Hubungan Erat Antara Sleep Apnea dan Risiko Stroke
Disebutkan dr. Ardisa Permata Putri, Sp.N, bahwa OSA secara ilmiah terbukti menjadi faktor risiko independen untuk Stroke. Hubungan ini terjadi melalui beberapa mekanisme utama:
- Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Ketika kadar oksigen turun, tubuh melepaskan hormon stres yang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan tekanan darah meningkat tajam. "Hipertensi yang dipicu oleh OSA terjadi secara berulang setiap malam dan sulit dikontrol, padahal tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama Stroke," kata dr. Ardisa.
- Kerusakan Pembuluh Darah Otak: Fluktuasi kadar oksigen dan tekanan darah yang ekstrem saat tidur dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah (endotel), membuatnya rentan terhadap pembentukan plak dan gumpalan darah yang dapat menyebabkan Stroke Iskemik.
- Gangguan Irama Jantung (Aritmia): OSA juga dapat memicu masalah irama jantung, terutama fibrilasi atrium. Kondisi ini meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah di jantung yang kemudian bisa lepas dan menyumbat pembuluh darah di otak.
Kenali 4 Tanda Bahaya Obstructive Sleep Apnea
Sebagai masyarakat yang waspada terhadap risiko Stroke, dr. Ardisa menyarankan agar tidak mengabaikan tiga gejala kunci berikut, terutama jika dialami secara kronis:
Gejala Utama :
- Mengorok keras dan tidak teratur
Dengkuran dapat terjadi hampir setiap malam, dan bisa terhenti tiba-tiba diikuti napas tersengal atau seperti tercekik.
- Sering terbangun saat tidur tanpa alasan jelas
Penderita OSA sering terbangun berulang kali di malam hari, walau kadang tidak menyadarinya
- Tidur terasa tidak nyenyak dan tidak segar saat bangun
Meskipun sudah tidur cukup lama, penderita OSA merasa lelah, mengantuk, dan kurang fokus di pagi hari.
- Rasa kantuk berlebihan di siang hari
Karena kualitas tidur terganggu, penderita OSA sering mudah mengantuk saat bekerja, menonton TV, atau bahkan saat mengemudi.
"Jika keempat gejala ini dialami, jangan tunda untuk berkonsultasi. Mendeteksi dan mengobati sleep apnea adalah langkah preventif Stroke yang sangat penting," tegas Spesialis Saraf RS Sari Asih Ciledug ini.
Jaga Tidur, Jaga Otakmu!
Obstructive Sleep Apnea bukan sekadar gangguan tidur—ini peringatan dini dari tubuh bahwa otak dan jantung sedang kekurangan oksigen.
Jika dibiarkan, OSA dapat meningkatkan risiko hipertensi, gangguan jantung, dan stroke.
Langkah sederhana untuk mencegah dan mengontrol OSA:
- Jaga berat badan ideal
- Hindari alkohol dan rokok
- Tidur cukup dan teratur
- Jangan tidur terlentang terlalu lama jika kamu sering mendengkur
- Segera periksakan diri ke dokter bila sering mengorok atau merasa mengantuk berlebihan di siang hari
Tidur yang berkualitas sama pentingnya dengan makan sehat dan olahraga. Dengan menjaga tidur, kamu melindungi otak dari risiko stroke dan menjaga kualitas hidup tetap optimal.



