SARIASIH.id - Kanker kolorektal, yang mencakup kanker pada usus besar (kolon) dan rektum, merupakan salah satu jenis kanker paling umum di dunia. Berdasarkan data Globocan 2020, kanker ini menempati urutan keempat terbanyak di Indonesia dengan insiden 12,1 per 100.000 penduduk dan angka kematian 9,5 per 100.000 penduduk.
Sementar menurut Kementerian Kesehatan RI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), faktor risiko kanker kolorektal meliputi:
- Usia – Risiko meningkat setelah usia 50 tahun.
- Pola makan – Konsumsi tinggi daging merah dan makanan olahan serta rendah serat meningkatkan risiko.
- Riwayat keluarga – Individu dengan anggota keluarga yang memiliki riwayat kanker kolorektal lebih rentan.
- Penyakit radang usus – Kolitis ulseratif dan penyakit Crohn berkontribusi pada peningkatan risiko.
- Gaya hidup tidak sehat – Kurang olahraga, obesitas, merokok, serta konsumsi alkohol berlebihan.
- Faktor genetik – Sindrom seperti Lynch syndrome meningkatkan risiko.
Gejala-gejala yang umum dialami penderita kanker kolorektal bisa dikenali sebagai berikut:
- Perubahan pola buang air besar seperti diare atau sembelit yang berlangsung lama.
- Tinja berdarah atau berwarna gelap.
- Nyeri atau kram perut yang menetap.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Kelelahan yang tidak biasa.
BACA JUGA : Cara Mengurangi Risiko Kanker Adenokarsinoma
Sebagai bentuk pencegahan, deteksi dini sangat penting dalam meningkatkan peluang kesembuhan kanker kolorektal. Ini beberapa metode diagnosis yang direkomendasikan seperti:
- Tes darah – Untuk mendeteksi anemia akibat pendarahan dalam.
- Kolonoskopi – Pemeriksaan usus besar menggunakan kamera kecil.
- CT Scan atau MRI – Untuk mengetahui sejauh mana kanker telah menyebar.
- Tes feses – Untuk mendeteksi darah tersembunyi dalam tinja.
Banyak pilihan pengobatan yang bisa dijalani, akan tetapi hal ini tergantung pada stadium kanker, antara lain:
- Operasi – Mengangkat bagian usus yang terkena kanker.
- Kemoterapi – Menggunakan obat untuk membunuh sel kanker.
- Radioterapi – Digunakan pada kanker yang berada di rektum.
- Terapi target dan imunoterapi – Untuk kasus dengan mutasi genetik tertentu.
Namun meski berisiko, kanker usus bisa dicegah. Beberapa langkah pencegahan yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan di antaranya:
- Mengonsumsi makanan kaya serat seperti buah dan sayur.
- Mengurangi konsumsi daging merah dan makanan olahan.
- Berolahraga secara rutin.
- Tidak merokok dan membatasi konsumsi alkohol.
- Rutin melakukan pemeriksaan, terutama bagi individu dengan faktor risiko tinggi.
Dengan peningkatan kesadaran masyarakat dan deteksi dini bisa sangat berperan dalam menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker kolorektal. Jika mengalami gejala atau memiliki faktor risiko, ada baiknya segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.