SARIASIH.id - Kekurangan nutrisi pada anak merupakan masalah serius yang dapat berdampak buruk pada pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, serta kesehatan secara keseluruhan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa gizi yang tidak mencukupi dapat menghambat pertumbuhan optimal anak dan meningkatkan risiko berbagai penyakit di kemudian hari.
Gangguan Pertumbuhan
Salah satu dampak utama dari kekurangan nutrisi adalah stunting atau perawakan pendek. WHO mencatat bahwa anak yang mengalami stunting cenderung lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Selain itu, terdapat juga risiko wasting, yaitu kondisi di mana berat badan anak berkurang drastis karena kekurangan kalori dan protein. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kematian akibat infeksi dan penyakit.
Penurunan Fungsi Kognitif
Nutrisi yang cukup sangat penting untuk perkembangan otak anak. Kekurangan zat gizi tertentu, seperti zat besi dan asam lemak omega-3, dapat menyebabkan kesulitan belajar dan gangguan perkembangan otak. WHO menegaskan bahwa anak yang mengalami kekurangan nutrisi memiliki risiko lebih tinggi mengalami keterlambatan perkembangan kognitif, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari.
Sistem Imun Lemah
Sistem kekebalan tubuh anak yang kurang gizi juga menjadi lebih rentan terhadap infeksi. WHO menjelaskan bahwa anak dengan defisiensi vitamin dan mineral lebih mudah terkena penyakit seperti diare, pneumonia, dan infeksi lainnya. Selain itu, penyembuhan luka yang lebih lambat menjadi salah satu dampak lain dari kurangnya asupan nutrisi yang cukup.
Risiko Penyakit Jangka Panjang
Dampak kekurangan nutrisi tidak hanya dirasakan saat masa kanak-kanak, tetapi juga dapat berlanjut hingga dewasa. Anak yang kekurangan gizi memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Selain itu, kurangnya kalsium dan vitamin D sejak kecil dapat menyebabkan masalah pada pertumbuhan tulang dan gigi, meningkatkan risiko osteoporosis di usia lanjut.
Gangguan Emosi & Perilaku
Selain berdampak pada fisik dan kognitif, kekurangan nutrisi juga dapat memengaruhi kondisi emosional anak. WHO melaporkan bahwa anak dengan anemia akibat kekurangan zat besi sering mengalami mudah lelah dan lesu. Selain itu, kekurangan asupan omega-3 dapat menyebabkan anak menjadi lebih mudah marah dan cemas, yang berdampak pada kesehatan mental mereka.
Solusi & Pencegahan
Untuk mencegah dampak negatif kekurangan nutrisi, WHO merekomendasikan beberapa langkah berikut:
- Memberikan makanan bergizi seimbang yang mencakup karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral.
- Memastikan anak mendapatkan zat besi, kalsium, vitamin A, dan D yang penting untuk pertumbuhan optimal.
- Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi jika anak menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi.
Memastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal. Dengan pola makan sehat dan perhatian terhadap gizi sejak dini, anak dapat tumbuh sehat dan memiliki masa depan yang lebih baik.