Kejang Demam Pada Anak

Kejang Demam Pada Anak

sariasih.id – Di lansir dari Kementrian Kesehatan, kejang demam pada anak merupakan hal yang lazim ditemui pada bayi dan anak dengan usia enam bulan sampai lima tahun serta paling sering ditemui pada usia sembilan sampai dua puluh bulan.

Kondisi yang biasa disebut step ini diakibatkan oleh kenaikan drastis suhu tubuh pada anak. Selain itu kejang demam juga dapat ditandai dengan mengeluarkan keringat berlebih, tangan dan kaki mengalami kejang, serta demam tinggi hingga lebih 38 derajat Celcius.

Sampai saat ini penyebab kejang demam pada anak belum diketahui, namun Si kecil memiliki peluang mengalami hal tersebut jika memiliki orang tua yang juga pernah menderita kejang demam . Adanya infeksi seperti virus flu, radang amandel dan infeksi telinga pada tubuh Si kecil juga dapat meningkatkan risiko tersebut.

Seringkali anak juga mengalami kejang demam setelah imunisasi, namun hal tersebut hanya sebagai dampak dan imunisasi yang dijalankan bukan menjadi penyebabnya. Kejang demam dapat terjadi berulang apalagi jika Si kecil pernah kejang demam sebelum usianya satu tahun.

Banyak yang menghubungkan kejang demam menjadi penyebab kematian mendadak yang tidak dapat dijelaskan pada anak, namun faktanya hal tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan peningkatan risiko kematian di masa kanak-kanak ataupun dewasa.

Kejang demam pada anak terdiri dari beberapa gejala, mulai dari yang ringan seperti menatap dengan melotot, hingga dengan yang berat seperti gerakan tubuh yang menyentak-nyentak dengan hebat atau otot-otot menjadi kencang dan kaku.

Ketika  anak mengalami kejang demam, umumnya mereka akan mengalami beberapa hal seperti hilangnya kesadaran dan berkeringat, tangan dan kaki kejang, terkadang keluar busa dari mulut atau muntah, mata terkadang akan terbalik dan setelah reda, mereka terlihat mengantuk dan tertidur.

Kejang demam sederhana biasa terjadi dalam beberapa menit, terkadang ada yang berlangsung hingga lima belas menit namun hal tersebut sifatnya jarang. Namun jika yang dialami kejang kompleks, Si kecil akan mengalaminya lebih dari sekali dalam dua puluh empat jam.

Seringkali ada anggapan jika terjadi kejang demam pada anak memasukan sendok ke dalam mulut, memandikan anak dengan air dingin hingga menahan anak saat kejang  menjadi solusi untuk mengatasinya. Kenyataannya hal-hal tersebut tidak dianjurkan oleh dokter anak.

Ada baiknya jika langsung membawa anak mendapatkan penangan medis ketika kejangnya usai. Dokter akan memeriksa dan mengobati penyebab yang terjadi untuk mencegah terjadinya kejang demam susulan.

Terlebih jangan tunda ke rumah sakit jika Si kecil mengalaminya lebih dari lima menit dan menunjukan gejala seperti kesulitan bernapas, tubuh membiru, tidak merespons dengan normal dan kejang hanya melibatkan beberapa bagian tubuh.

Perlu diingat, memang kejang pada anak terlihat mengerikan, namun hal tersebut tidak memilki dampak jangka panjang. Kejang demam juga tidak akan menyebabkan kerusakan otak, kesulitan belajar ataupun gangguan mental. Pada beberapa kasus, kejang demam dapat berhenti tanpa pengobatan apapun.

Jika anak mengalaminya di tengah pandemik seperti ini dan demamnya tidak turun,  lakukan konsultasi online untuk mendapatkan solusi yang tepat dengan menggunkan layanan Chat Dokter melalui www.sariasih.id atau aplikasi Sari Asih Online untuk langsung bertanyan dengan dokter dan langsung larikan ke rumah sakit saat kondisinya memburuk.


Tips Kesehatan Terkait

Chat Info

Layanan Online atau Tanya Informasi Lainnya. Operasional : 08:00 - 22:00