Nyeri Dada tidak Selalu Berarti Sakit Jantung

Nyeri Dada tidak Selalu Berarti Sakit Jantung

SARIASIH.id - Nyeri dada sering kali menjadi alasan utama seseorang segera mencari bantuan medis karena kekhawatiran akan gangguan jantung. Tapi, penting untuk diketahui bahwa nyeri dada tidak selalu disebabkan oleh masalah jantung, meski hal tersebut menjadi salah satu penyebab utamanya. 

Banyak kondisi lain, baik yang serius maupun tidak, dapat menimbulkan gejala serupa. Dengan memahami penyebab nyeri dada dan gejala yang menyertai sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Dokter Spesialis Jantung RS Sari Asih Karawaci, dr Giovanno Rachmanda Maulana,Sp.JP, menjelaskan beberapa kondisi terkait sakit di dada. 

Menurutnya, nyeri dada yang berhubungan dengan jantung, dikaitkan dengan beberapa kondisi jantung yang menjadi penyebabnya :

Angina Pektoris: Nyeri ini disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner. Gejalanya meliputi rasa sesak, berat, atau tekanan di dada, yang sering kali menjalar ke lengan kiri, leher, atau rahang.

Serangan Jantung (Infark Miokard): Nyeri dada yang berlangsung lebih lama dan disertai gejala seperti mual, keringat dingin, dan sesak napas sering menjadi tanda serangan jantung. Kondisi ini membutuhkan penanganan segera.

Perikarditis: Peradangan pada lapisan yang membungkus jantung dapat menyebabkan nyeri dada tajam yang memburuk saat berbaring atau menarik napas dalam.

Selain jantung, beberapa organ lain juga dapat menjadi sumber nyeri dada :

Paru-paru: Masalah seperti pleuritis (peradangan selaput paru), pneumonia, atau emboli paru dapat menyebabkan nyeri dada, terutama saat bernapas.

Saluran Pencernaan: Refluks asam lambung (GERD) sering menimbulkan rasa terbakar di dada, yang terkadang sulit dibedakan dari nyeri jantung. Selain itu, gastritis atau ulkus lambung juga dapat menimbulkan nyeri di dada bagian atas atau ulu hati.

Otot dan Tulang: Cedera pada tulang rusuk, peradangan tulang rawan (costochondritis), atau ketegangan otot dada sering menyebabkan nyeri yang bertambah saat disentuh atau digerakkan.

Psikologis: Serangan panik atau gangguan kecemasan juga dapat menyebabkan nyeri dada yang sering kali disertai jantung berdebar dan kesulitan bernapas.

Nah jika nyeri dada disertai gejala seperti sesak napas mendadak, nyeri yang menjalar ke lengan atau rahang, keringat dingin, pusing, atau pingsan, harus segera mendatangi fasilitas medis, karena beberapa penyebab nyeri dada, seperti serangan jantung atau emboli paru, dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani segera.

Nyeri dada memang sering dikaitkan dengan penyakit jantung, tetapi tidak selalu menjadi penyebabnya. Karena beberapa kondisi penyebab nyeri dada bisa serius, penting untuk tidak mengabaikan gejala ini dan segera memeriksakan diri ke dokter jika ragu.

Diagnosis dini dan tepat adalah kunci untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

 


Tips Kesehatan Terkait

Chat Info

Layanan Online atau Tanya Informasi Lainnya. Operasional : 08:00 - 22:00